MENJADI SEORANG PENCIPTA LAGU

Selasa, 23 September 2014


Salah satu anugerah Tuhan paling indah yang dititipkan dalam hidupku adalah bakat menciptakan lagu. Dengan bakat tersebut aku bisa membuktikan pada dunia bahwa tidak hanya Beethoven yang mampu membuat maha karya dan melegenda. Aku pun bisa. Sebab antara Beethoven dan aku kan tak jauh beda, sama sama manusia hehe…. Kalau beliau bisa menjadi tokoh bersejarah yang bisa mempengaruhi dunia, berarti aku pun punya kesempatan yang sama pula. Bukan begitu?

Hmmm merunut pada sejarah masa kecil, aku sendiri tak bisa memastikan tanggal dan tahun kapan aku mulai mengembangkan bakat ini. Dari satu episode ke episode hidup lainnya semua saling berkaitan, sambung menyambung sampai akhirnya bisa seperti sekarang. Mulai dari kebiasaanku nyanyi di rumah semasa SD, mengobrak abrik nada lagu artis ngetop semisal “Gelas-gelas Kaca”nya Nia Daniati  atau  “Duh Engkang”nya Itje Trisnawati. Sukses mengobrak-abrik nada, dilanjutkan dengan mengarang lirik sekenanya, yang penting ngena sama nada. Jadilah sebuah lagu baru, hasil jiplakan lagu orang yang dikombinasi. Setelah puas, baru berhenti nyanyi, dan mengarang lagu baru lainnya. Begitulah, tanpa ditulis dan tidak diingat-ingat lagi, semua terlupakan. Karena itu hanya mainan belaka, layaknya kalian bermain petak umpet atau main sandiwara-sandiwaraan, tidak penting kan merekam yang sudah dimainkan.

Tonggak pertama dibukukannya lagu-lagu buatanku adalah tanggal 24 Juli 1993. Hari itu aku menciptakan lagu pop berjudul Ulang Tahunku, karena memang hari itu sedang berulang tahun diusia 14 th. Nah dari sana baru aku bukukan satu persatu, tanpa chord atau partitur, hanya liriknya saja. Sebab saat itu belum bisa main alat musik dan buta dengan partitur (itu mah sampai sekarang). Nada dan not lagu semua terekam secara sempurna diotak, tanpa bantuan alat rekam canggih.

Beranjak SMA aku mulai bisa bermain gitar. Belajarnya pun sekadarnya, sekadar bisa untuk keperluan bikin lagu. Tapi masih menggunakan rekam otak juga, karena tak mampu membeli walkman. Alhamdulillah, lulus SMA aku bisa membukukan dua jilid. Kira-kira 100an lagu, karena masing-masing jilid berkisar 50-60an lagu cinta.

Banyak orang bertanya darimana inspirasiku? Kapan dan dimana membuatnya? Asal tahu aja, aku sama dengan musisi lainnya. Lagu itu muncul dimana dan kapan saja, tapi biasanya datang saat aku menyendiri baik diperjalanan atau dikamar. Di WC maupun di stasiun kereta. Mengenai tema lagu, sebagian adalah pengalaman pribadi, sisanya diambil dari potongan kisah orang-orang sekitarku. Aku dan kalian adalah inspirasi. Batupun juga inspirasi. Semua bisa menginspirasiku.

Sejak dulu aku sadar, bahwa semua laguku adalah investasi besar dimasa depan. Namun aku juga sama seperti yang lain. Sangat malu dan tidak pede untuk mempublikasikannya. Bertahun-tahun semua hanya untuk konsumsi sendiri, tak berani didengarkan keorang lain. Sampai akhirnya Eggie datang dan mengubah semuanya. Sifatnya yang hiperbolis, terlalu dibesar-besarkan, sifat yang tidak aku sukai darinya tapi berkat sifat tersebut aku menjadi percaya diri. Mendengar satu dua laguku ia langsung terhenyak, dan memujiku setengah mati. Setiap hari ia seperti ketagihan lagu, meminta dan meminta lagi. Sampai sampai buku laguku ia pinjam berhari-hari, ia bawa kesekolahnya. Ia perkenalkan satu persatu keteman-temannya. Bagiku, dialah tim sukses pertama yang membawaku pada dunia musik sebenarnya. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika tidak bertemu dengan dia. Mungkin lagu-lagu itu masih tetap tersimpan rapi dalam buku, yang kian tahun kian menumpuk dilemari kamar.

Akhir tahun 2001 aku menjadi juara satu lomba cipta lagu Salman ITB. Saat penyerahan piala aku diminta menyanyikannya secara live. Beres nyanyi Mas Her (Ketua  YPM Salman saat itu) bilang dihadapan seluruh audiens, kira-kira seperti ini, Deden adalah calon orang besar didunia musik. Deg.. ini bukan rekayasa, tapi aku seperti berada pada titik waktu yang berhenti. Semua berhenti. Seolah-olah bumi ikut ikut terhenyak dengan pernyataannya. Dan sampai saat ini aku tidak tahu mengapa Mas Her bisa bilang seperti itu. Atas dasar apa? Padahal setahuku baru hari itu ia kenal dan melihatku menyanyi. Tapi justru sejak saat itu, perkataan beliau selalu terngiang-ngiang dalam setiap langkahku. Menjelma jadi api semangat. Sejak hari itu pula aku bertekad untuk serius menggeluti bidang musik, tidak sekedar hobi belaka.

Menjadi seorang pencipta lagu memang membutuhkan talenta yang unik. Banyak pemain music bahkan sekelas arranger music yang aku temui, tak mampu membuat sebuah lagu. Kalau pun ada, mereka sama sepertiku dulu, tak berani mempublikasikannya. Jika kamu adalah salah satunya, jangan berputus asa. Sebab itu adalah proses panjang yang seharusnya dilalui. Kalau sudah memancangkan diri didunia music, lewatilah masa-masa sulit itu. Kemudian satu persatu membangun jaringan koneksi. Dan teruslah berkarya. Sampai Tuhan sendiri yang menghentikannya.

Sumber : http://adenlife.com/2009/06/29/menjadi-seorang-pencipta-lagu/

0 komentar:

Posting Komentar

 
ANN BEKASI © 2015 | Designed by House Production, ANN Bekasi and ANN Jawa Barat